Bilou atau Owa Mentawai Menjadi Ikon Hari Primata 2024

primata

Bilou (Hylobates klossii), Siberut, Kepulauan Mentawai. (Foto: Arif Setiawan)

Uggla.id - Untuk meramaikan Hari Primata Indonesia 2024, Owa bilou (Hylobates klossii) dipilih sebagai ikon. Owa bilou atau Owa mentawai adalah salah satu primata endemik yang hanya dapat ditemukan di Kepulauan Mentawai, seperti di Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai selatan.

Demikian disampaikan Ketua Swaraowa Arif Setiawan melalui siaran pers yang dikirimkan kepada Uggla.id, Selasa (30/1/2024). “Kami mengajak kita semua untuk terus menyuarakan upaya pelestarian primata Indonesia dan habitat aslinya, khususnya untuk jenis owa bilou,” katanya.

Arif mengatakan bilou adalah salah satu dari sembilan jenis owa Indonesia yang hanya ada di kepulauan. “Hilangnya hutan dan perburuan adalah ancaman serius untuk bilou di Kepulauan Mentawai,” ujarnya.

Menurut Arif Owa bilou mempunyai nilai penting secara budaya di Mentawai. Memperkuat perlindungan hutan sebagai bagian dari adat dan budaya Mentawai dapat dilakukan, salah satunya dengan aktif berkomunikasi, berjejaring, dan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal di Kepulauan Mentawai.

Lampiran Gambar

Owa jawa (Hylobates moloch), Petungkriyono, Pekalongan. (Foto: Arif Setiawan)

“Memberikan dukungan untuk inisiasi-inisiasi konservasi di Mentawai, meskipun kecil ini sangat besar artinya untuk masa depan bilou dan pelestarian budaya di Kepulauan Mentawai,“ katanya.

Ia menyebutkan Hari Primata Indonesia yang diperingati setiap 30 Januari dicetuskan dalam rangka perlindungan dan pelestarian primata Indonesia. Berbeda setiap tahunnya pada 2024 ini Hari Primata Indonesia diangkat dengan tema “Primata Kita Luar Biasa”.

Tema tersebut dipilih sebagai semangat positif untuk mengenal lebih dekat primata yang ada di sekitar kita. Primata tak hanya sekedar mengisi dan menjadi penghuni hutan. Keberadaan primata berperan penting bagi kesinambungan alam dan eksistensi manusia di masa lalu dan di masa depan. 

Di Indonesia terdapat 64 jenis primata. Sebanyak 37 jenis termasuk dalam jenis satwa dilindungi. Keragamannya No. 3 di dunia, dan yang paling luar biasa No. 1 di Asia. Saat ini, keberadaan primata diprediksi menurun karena banyaknya ancaman, seperti kerusakan habitat karena pengalihan lahan, perburuan, perdagangan, dan pemeliharaan.

Ketua Perhimpunan Ahli dan Pelestari Primata Indonesia (Perhappi) Didik Prasetyo dalam siaran pers mengatakan upaya perlindungan dan pelestarian primata Indonesia sangat penting, terutama bagi ilmu pengetahuan.

Lampiran Gambar

Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Petungkriyono, Pekalongan. (Foto: Arif Setiawan)

“Masih banyak yang belum kita ketahui dari keberadaan primata-primata Indonesia, hal ini bisa menjadi kekayaan bagi pengetahuan kita,” ujarnya.

Dalam satu dekade terakhir saja, tambahnya, keragaman primata Indonesia semakin bertambah dengan temuan-temuan spesies baru. “Itu belum termasuk hal-hal yang berkaitan dengan perannya secara ekologi, bahkan sosial budaya,” ujarnya.

Tentunya, kata Didik, upaya pelestarian primata itu memerlukan kerja sama multipihak. Setiap pihak memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan primata beserta habitatnya.

“Setiap pihak memiliki peran penting untuk menjaga dan melestarikan primata kita yang luar biasa ini,” ujar Didik. (Uggla.id)

BACA JUGA: ‘Lebaran’ Para Pengamat Burung Indonesia 2024 di Desa Mendolo

BACA JUGA: Percepat laju kepunahan, lebih 70 juta burung dipelihara dalam sangkar

BACA JUGA: Pertemuan Pengamat Burung Indonesia digelar di Desa Mendolo

Baca Juga

Pesta Adat
Pesta Besar Liat Eeruk Akan Kembali Digelar di Matotonan, Mentawai
Unand
Unand sebar mahasiswa lakukan pendidikan konservasi primata di Mentawai
Primata
6 Jenis Primata Endemik di Kepulauan Mentawai
Samung
Panen Samung dan Dapat Durian Runtuh di Sungai Beriulou
primata
Primata Endemik Mentawai Swafoto di Depan Kamera Trap
Pulau Siburu
Menombak Ikan Bersama ‘Pasukan Katak’ di Pulau Siburu