HARAU-Jaringan irigasi Kubang di Jorong Padang Torok, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat rusak parah yang mengakibatkan sekitar 30 hektare sawah di jorong itu terancam tidak bisa ditanami.
Irigasi tersebut sudah beberapa tahun belakangan kurang terawat. Sejak banjir melanda pada 18 Desember 2023 kondisinya semakin parah dan aliran air terputus.
Masyarakat Jorong Padang Torok menyampaikan hingga kini jaringan irigasi itu belum diperbaiki. “Perbaikan irigasi tersebut sulit dilakukan secara darurat karena kerusakannya sangat parah,” kata Armal, 50 tahun, warga Jorong Padang Torok pada Kamis, 29 Februari 2024.
Meski begitu, upaya darurat tetap dilakukan para petani pemilik sawah. Sebanyak 30 petani pemilik sawah yang terdampak berinisiatif melakukan penanganan darurat dengan iuran Rp100 ribu per orang untuk membeli pipa mengalirkan air.
“Jika terlalu lama menunggu dinas terkait memperbaiki irigasi bisa jadi masyarakat akan gagal panen,” kata Armal.
Sebagian besar lahan sawah di daerah itu kini dalam kondisi siap tanam. “Ancaman gagal tanam kian jelas jika kerusakan jaringan irigasi tidak segera diperbaiki,” katanya.
Menurut Armal, meski air irigasi mengering, petani tetap berusaha mengerjakan sawah mereka dengan menggandalkan air hujan. Namun, karena akhir-akhir ini hujan tidak turun dengan intensitas yang tinggi, air hujan tidak bisa mengairi sawah secara maksimal.
Wali Jorong Padang Torok Hardi Yuda menjelaskan ada dua titik kerusakan yang parah. Pemerintah Nagari sudah menganggarkan dana perbaikan tahun ini sebesar Rp60 juta.
“Anggaran itu hanya bisa untuk memperbaiki satu titik, sedangkan titik yang lebih parah hanya bisa kita minta bantuan ke dinas terkait (Kabupaten Limapuluh Kota),” katanya Kamis, 29 Februari 2024. (Fajri, jurnalis warga perhutanan sosial di Harau, Limapuluh Kota, Sumatera Barat)